Pemerintah Kabupaten Tulungagung mengikuti penilaian kinerja aksi konvergensi penurunan stunting di Kabupaten Tulungagung Tahun 2024 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara virtual bertempat di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso pada hari Kamis, (30/5/2024) mulai pukul 14.00 WIB.
Dihadapan Tim Panelis Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur, Pj. Bupati Tulungagung, DR. Ir. Heru Suseno, MT dengan didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung, Drs. Tri Hariadi, M.Si., beserta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tulungagung yang terdiri dari berbagai Perangkat Daerah, Perguruan Tinggi, Baznas, Ormas, Organisasi Profesi dan Dunia Usaha menyampaikan paparannya.
Dalam paparannya, Pj. Bupati Tulungagung menyampaikan bahwa upaya percepatan penurunan stunting telah menjadi program prioritas pembangunan di Kabupaten Tulungagung sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 11 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023.
Bupati melanjutkan, bahwa Kabupaten Tulungagung terdiri dari 19 kecamatan dengan jumlah penduduk sebesar 1.134.703 jiwa dimana sebesar 60.392 jiwa merupakan usia balita. Capaian Pembangunan di Kabupaten Tulungagung menunjukkan tren positif dimana Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2023 sebesar 74,65 dengan angka harapan hidup sebesar 74,99 tahun yang merupakan tertinggi se-Jawa Timur. Sedangkan upaya penurunan kemiskinan juga dapat kami tekan hingga di angka 6,53 % dengan kemiskinan ekstrem 0% di tahun 2023. Capaian Pembangunan tersebut tentunya akan berdampak terhadap upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tulungagung.
Sejalan dengan Pemerintah Pusat yang menargetkan prevalensi stunting dapat ditekan hingga 14% pada tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Tulungagung menargetkan prevalensi stunting dapat diturunkan hingga 3,96% di akhir tahun 2024.
Guna mendukung percepatan penurunan stunting telah dilaksanakan 8 aksi konvergensi dan optimalisasi program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana), sebagai berikut :
Aksi 1: Analisis Situasi
Analisis situasi menjadi tahap awal menentukan lokasi prioritas, intervensi spesifik dan sensitif yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil analisis stunting, telah ditetapkan 20desa/kelurahan lokus stunting tahun 2024 yang tersebar di 13 kecamatan berdasarkan prevalensi dan kasus stunting.
Aksi 2: Penyusunan Rencana Kegiatan
Komitmen Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam penurunan stunting dapat terlihat dari alokasi anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun, dengan proporsi anggaran sebesar 11
14,82% dari APBD Tahun Anggaran 2023 dan 14,72% dari APBD Tahun Anggaran 2024. Anggaran ini telah kami integrasikan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dengan mengacu pada rekomendasi hasil analisis situasi. Termasuk juga komitmen Pemerintah Desa dengan dukungan dana desa.
Aksi 3: Rembuk Stunting
Pelaksanaan Rembuk Stunting dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 7 bulan Mei 2024, bertempat di Hall Yudhistira Barata Tulungagung. Rembuk stunting ini merupakan wujud penguatan komitmen bersama unsur pentahelix dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Tulungagung yang melibatkan unsur Pemerintah baik eksekutif maupun legislatif, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha dan media.
Aksi 4: Peraturan Yang Mendukung Penurunan Stunting
Salah satu wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam menurunkan stunting selain dari segi anggaran juga didukung oleh kebijakan baik Perda maupun Perbup yang mengatur target prevalensi stunting, peran kecamatan hingga desa, termasuk penganggarannya. Komitmen dari legislatif juga telah dituangkan dalam Ranperda Pencegahan dan Penanggulangan Stunting yang merupakan inisiatif dari legislatif.
Aksi 5: Pembinaan Pelaku di Desa
Peran Kader Pembangunan Manusia dan Tim Pendamping Keluarga di tingkat desa sangat vital sebagai kader yang bersentuhan langsung dengan keluarga berisiko stunting maupun keluarga dengan balita stunting. Sejumlah 257 desa dan 14 Kelurahan di Kabupaten Tulungagung telah memiliki Kader Pembangunan Manusia yang telah diperkuat kompetensinya melalui kegiatan pembinaan.
Aksi 6: Manajemen Data
Pemerintah Kabupaten Tulungagung senantiasa mendorong peningkatan kualitas data diantaranya data prevalensi stunting yang terus ditingkatkan keakuratannya dengan meningkatkan kunjungan balita pada posyandu, tera ulang antropometri, serta refreshing Kader Posyandu terkait tata cara penimbangan dan pengukuran berat badan yang benar.
Aksi 7: Pengukuran dan Publikasi Stunting
Sebagai bentuk keberlanjutan monitoring kasus stuntingdan mencegah sedini mungkin balita berisiko stunting, pengukuran balita dilakukan secara rutin di setiap posyandu di masing-masing desa. Berdasarkan bulan timbang Agustus Tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Tulungagung menurun menjadi 3,96%. Hasil pengukuran telah dipublikasikan di tingkat kecamatan hingga tingkat desa sebagai bentuk transparansi dan menjadi acuan dalam intervensi Perangkat Daerah dan unsur pentahelix. Selain itu telah dilaksanakan audit kasus stunting yang menyasar kelompok sasaran stunting dan telah ditindaklanjuti oleh lintas Perangkat Daerah sesuai hasil audit.
Aksi 8: Reviu Kinerja Tahunan
Untuk mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan intervensi penurunan stunting, maka dilakukan reviu kinerja tahunan. Dimana dari 85 sub kegiatan, 80 diantaranya telah memenuhi target diatas 90%. Dari sisi anggaran tahun 2024, telah teranggarkan dalam APBD sebesar 144 Milyar dari yang direncanakan sebesar 145 Milyar.
Pj. Bupati Heru Suseno, dalam paparannya juga menambahkan, bahwa upaya penurunan stunting tentunya tidak terlepas dari intervensi spesifik yaitu dari aspek kesehatan dan intervensi sensitif. Kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan capaian indikator kesehatan melalui berbagai macam strategi sehingga membuahkan hasil capaian kinerja kesehatan yang meningkat dari tahun ke tahun diantaranya seperti konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, pemantauan balita di posyandu, maupun cakupan ASI Eksklusif.
Tentunya hal ini tidak terlepas dari peran aktif jajaran Puskesmas hingga pada tataran rumah sakit yang tidak berhenti menggulirkan inovasi-inovasi baru. Diantaranya KILAO HATI (Kesehatan Ibu Hamil, Anak Online dan Home Visit), Aksi Cegah Stunting, Kami Dansa Bali (Kader Mitra Bidan Sahabat Balita dan Ibu) serta POKEMON (Pokja Empat Online, SIKESTA (Sistem Informasi Kesehatan Tulungagung), dan Public Safety Center. Dimana Upaya ini telah berkontribusi dalam peningkatan Angka Harapan Hidup di Tulungagung.
Selanjutnya, Capaian program Bangga Kencana yang merupakan prioritas Pemerintah juga menunjukkan tren yang positif, diantaranya menurunnya Unmeet Need, dan meningkatnya peserta baru keluarga berencana. Inovasi yang dikembangkan seperti APLIKASI CINTA (Kolaborasi Informasi dan Data Tulungagung), KOLTOMAT PATIN (Kolaborasi Tokoh Agama dan Adat Mendampingi Calon Pengantin), CATIN BANG EMIL (Calon Pengantin Bangga Menggunakan Elsimil), RUBASTA (Rumah Baduta/Balita Stunting Tulungagung), maupun gerakan di tengah masyarakat terus digalakkan untuk menekan angka stunting di Kabupaten Tulungagung dengan pendekatan keluarga.
Pj. Bupati Heru Suseno juga berharap, pada prinsipnya Kabupaten Tulungagung siap untuk dievaluasi/dinilai, kedepan Kabupaten Tulungagung terus dibimbing dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting dan kiranya Kabupaten Tulungagung dinyatakan sebagai kabupaten dengan nilai tertinggi dalam pelaksanaan Penilaian Kinerja kali ini.